Rabu, 26 Februari 2020

Cerita remaja

My mistake

Dinginnya udara malam yang jahat ini, malam yang sunyi tak ada suara satupun kudengar dari melodi telingaku ini. Aku tak bisa merasakan apa artinya kehidupan, kuhanya merenung atas kejadian dari tiap tiap terjadi. Aku ingin tidur tetapi waktu malam ini sangatlah dingin hingga kumengigil sendiri dikamar. Mamahku pun menghampiri kamar saya. Kemudian berbicara denganku dikamar tersebut

“kak, kamu kok belum tidur si? Kan udah larut malam masih aja belum tidur” kata mamah.

“Disini lagi dingin mah, dan lagi aku mengigil” kata aku

“pakai selimut segera, nanti kakak sakit”(memberikan selimut)

“Yaudah mah, kupejamkan mataku ini untuk tertidur” kata aku

Pelan pelan mamah menutup pintu kamarku dan ia pun ingin tidur Bersama ayah dikamarnya…
Terbitnya matahari disebelah timur perlahan lahan adzhan subuh berkumandang. Aku terbangun setelah itu kumembereskan tempat tidur. Lalu kulanjutkan menggosok gigi dan bergegas ke mushola untuk shalat berjamaah. Hati tenang berdoa kepadanya bersyukur akan diberi kehidupannya sampai kini.

Waktu sekolah hampir tiba, aku bergegas ke sekolah yang tidak jauh dengan rumah saya. Sesampainya disekolah aku meniatkan belajar karena ta’ala dan membaca basmallah. Pagi cerah ini tanpa sengaja tergores kaca spion yang dilihat dari jauh. Tetapi kutaktau harus melakukan apa agar bisa menggetahui kesalahanku ini.

“Fokus belajar oyy”(dalam pikiranku)

“jangan liat kaca spion”

“Tapi mengapa selalu kulihatnya”(merenung sendiri)

Seseorang temanku mencolek kepada saya yang bernama galih….

“lu kenapa?” (mengkhawatirkannya)

“Gapapa"

“Belajar yang bener”

“siappp galihh”

Kantin memanggil semua murid di waktu istirahat, kubergegas ke kantin untuk membeli sesuatu tetapi kubingung membeli apa. Kemudian aku bertemu dengan teman ekstarikuler di kantin.
Aku terbelunggu akan sapaan dari temanku itu. Aku melanjutkan makanku saja tanpa menghiraukan yang lain. Setelah ini kami ke kelas waktu istirahat sudah selesai. Sesampainya dikelas aku melihat ia sedang kebingungan tanpa meminta bantuan, aku juga bingung dengan keadaanku.

“Apa yang harus aku lakukan”(pikiranku)

Berfikir tuk diam akan kurang pintarnya aku ini. Kutakdapat membuat kalimat ataupun satu demi kata saat ia didekatku. Kuberusaha tetapi kutakbisa mencobanya, kuselalu salah mencoba akan dilihatnya olehnya. Tanpa memikirkan kuberfikir tuk belajar (soalnya ada guru). Tak lama kemudian istirahat kedua menggumam istana sekolahku ini.

Maaf…

Kutakdapat mencoba untuk mengerti dunia ini…

Kuhanya bisa berdiri diam diantara ribuan padi…

Tolonglah yakinkan aku untuk berbuat sesuatu…

Kepada siapa kuyakinkan ini….

Aku berharap dunia ini seperti dulu…

Tanpa adanya kata pemikiran berubah…

Puisi ini hanyalah pikiranku dikala diamnya aku ini. Kuterbawa arusnya ombak menghampiri daratan tanpa sekiranya kutakdapat terdampar. Aku manusia selalu melakukan kesalahan mempunyai kekurangan dan kelebihan. Manusia sosial ini diberikan nikmat hidup akan bersyukurnya atas ini. Akan tetapi aku kurang percaya diri terhadap apa yang aku lakukan ini. Perlakuan aku selalu salah dimata orang lain, tanpa memikirkan apa yang dipikirkan oleh saya. Aku hanya mencintai seseorang dalam doa. Dan akhirnya aku belajar apa artinya dari sebuah kesalahan. Kesalahanku ini mengajarkan kepadaku untuk berkata dan bertutur kalimat dengannya itu. Tak usah kurisaukan lagi bayangan masa lalu yang selalu mengejarku. Aku akan memperhatikanmu walau itu kesalahanku.

Kala senja di sekitaran istanaku,

Keindahanmu membuatku tertakjub

Siang malam merasakan kehangatan ataupun kedinginan

Sepi sendiri tatkala menyusahkanku…

Kuterbingung melintas akan kesalahanku..

Salahkah aku melakukan ini… itu…

Hingga kau berfikir tuk berubah

Dan tak peduli denganku lagi?...

Kumeratapi melihat indahnya awan membiru bergerak seolah tanpa adanya kesalahan…

Temanku mengajak saya untuk pulang, kemudian kami pulang kerumah masing masing. Dan semoga dia selalu diberikan kesehatan. Kuberharap kau tak berubah (menginginkan seperti dulu).

Apakah berubahmu harus tak peduli?

Apakah berubahmu juga berfikir tak peduli?

Apakah berubahmu menjadi tak peduli?

Kalau kau tak peduli?

Akankah kita seperti dulu lagi…

Kesalahanku akan abadi olehnya..

Tanpa sepengetahuan olehku…

Berfikir tuk meminta maaf…

Maaf atas kesalahanku

Membuatmu berubah dan

Tak peduli lagi….

Dan janganlah kau membuatku bingung atas kesalahanku ini, berikan apa salahku disini agar kau tak dapat berubah. Berubah pasti bisa tetapi kau tak pedulikan seseorang yang tak bisa apa apa ini.






Namaku Ahmad Zainul Mufid, lahir di Gresik, 12 April 2003. Zainul adalah panggilan akrabku. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayahku sebagai wiraswasta sedangkan ibuku wiraswasta. Sejak kecil aku selalu diajarkan oleh ibuku untuk berani berkata kepada seseorang, jujur dengan orang, sopan santun terhadap orang lain, dan rajin beribadah.
Hobiku adalah menulis puisi, berolahraga, dan membaca novel. aku bersekolah di SMK Taruna Bhakti Depok. aku kelas 10 jurusanku Teknologi Komunikasi dan Jaringan, tetapi sayangnya pembelajaran Di SMK Taruna Bhakti di kelas 10 tidak adanya ipa. karena, saya sangat menyukai pelajaran ipa. saat ini saya menjalankan kehidupan yang penuh misterius walaupun ku tak tahu apa yang akan terjadi diesok hari tetapi kujalani dengan segenap keyakinanku dan perasaanku setiap melangkah kedepan. saya ingin bercita cita menjadi dokter. karena, saya ingin menyembuhkan masyarakat walaupun saya sebagai perantara untuk kesembuhan mereka. 

Langkahkan kakimu janganlah kau lihat kebelakang
Tiap masalah ataupun kejadian maka majulah
untuk menggetahui akannya keselanjutannya
Terimakasih telah membaca cerita pendek ini walaupun sederhana tetapi cerpen ini adalah cerpen pertama kali yang saya buat. mohon bantuannya untuk mengomentari apa kelebihannnya dan kekurangannya dari cerpen ini

Suara Dari Remaja....